Lawyer SMRC, H. Andi Syafrani. (Istimewa)

PETASULTRA.COM-MUNA. Tunjukkan keseriusan mengungkap siapa dalang dari penerbit dokumen hasil Survei Palsu, Lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), dalam waktu dekat kembali akan melayangkan surat permohon klarifikasi terhadap sejumlah pihak terkait yang diduga mengetahui hal tersebut.

Namun dalam proses pengungkapan hasil survei palsu yang dilakukan pihak SMRC justru menimbulkan “tanda tanya besar (?)“, pasalnya, pihak terkait yang akan dilayangkan surat permohonan klarifikasi diantaranya adalah Bakal Calon Bupati (Bacabup) lainnya.

Sebab dari hasil survei palsu yang beredar luas dipublik turut merugikan Bacabup lainnya karena hasil survei palsu pada medio 15-30 Juni 2020 berlogo SMRC, belakangan diketahui jika Bacabup LM. Rajiun Tumada memiliki ratting tertinggi dengan presentase 39,6 persen, menyusul LM. Rusman Emba 31,2 persen, Syarifudin Uddu 5,7 persen, LM. Baharuddin 5,1 persen serta 15,1 persen belum menentukan pilihan.

Hasil survei berlogo SMRC yang diduga palsu. (istimewa)

Lawyers SMRC, H. Andi Syafrani menerangkan, surat permohonan klarifikasi ke pihak lain rencanannya pekan depan akan diajukan. Sementara itu yang mungkin akan dimintai informasi antara lain Bacabup lainnya dan pengurus partai politik.

Baca Juga  Wacana Berkantor di Muna Jelang Pilkada, Kekeliruan Gubernur Sultra Atas Jasa Politik

“Senin (3/8) baru kami akan putuskan nama-namanya setelah pendalaman tambahan informasi dari informan yang ada. Ini kan masih libur mas,” jelas Andi Syafrani melalui WhatsAppnya kepada PetaSultra.Com, Sabtu (1/8/2020).

Sayangnya, saat ini Syafrani, lagi-lagi belum bersedia menyebutkan nama pihak terkait tersebut dan apa yang menjadi alasan SMRC turut meminta permohonan klarifikasi terhadap Bacabup lainnya dan pengurus partai politik.

“Nanti akan kita jelaskan kalau memang kita sudah kirim suratnya,” janjinya.

Syafrani nemambahkan jika saat ini (1/8/2020) secara elektronik Bacabup LM. Rajiun Tumada telah menyampaikan surat jawaban, pada intinya berisi bahwa tidak mengetahui soal dokumen hasil survei palsu tersebut dan tidak menggunakannya untuk kepentingan dalam pencalonan pada Pilkada Muna.

“Kami berterima kasih dan mengapresiasi jawabannya. Yang jelas kami tetap akan mengumpulkan informasi untuk menemukan pelaku pembuatan dokumen hasil survei ini. Setelah jelas, kami akan menentukan langkah apa yang kami lakukan berikutnya,” tutupnya

Penulis: Arto Rasyid