PETASULTRA.COM – JAKARTA. Tulisan ini ditulis untuk mengenang jasa – jasa Gus Solah semasa hidupnya khususnya bagi gerakan kebajikan Pancasila yang dilakukan beliau, Senin (03/02/2020).

Kampanye Pilpres 2014 termasuk kegiatan kampanye yang nuansa sentimen Agama sangat kuat di masyarakat. Ujaran kebencian termasuk kabar bohong (hoax) dijadikan alat untuk saling serang sehingga Buya Syafii menyebut ini Demokrasi Tuna – Adab.

Suasana di masyarakat masih penuh ketegangan hingga Presiden Jokowi periode – 1 dilantik pada tanggal 20 Oktober 2014 bahkan hingga terjadi peristiwa kekerasan di Tolikara termasuk ledakan bom di Gereja Kalimantan dan peristiwa – peristiwa lainnya.

Kondisi demikian membuat Gus Solah dan Buya Syafii Marif dan beberapa tokoh lainnya merasa risau atas berbagai gesekan dan teror yang terjadi di tengah masyarakat. Menurut Gus Solah masalah ini harus diselesaikan dan disudahi dengan cara mengangkat kembali nilai – nilai luhur Pancasila serta membumikannya secara praktis ke segenap hati, jiwa dan pikiran warga negara.

Agar benar – benar menjaga serta membangun kembali persatuan bangsa yang beraneka ragam yaitu Bhinneka Tunggal Ika. Dengan beragam Budaya, 714 Suku Nusantara, berbeda – beda Agama dan Keyakinan, serta berbagai golongan dan kelompok masyarakat yang ada, semuanya ini harus menjadi Satu Nusa Satu Bangsa Satu Bahasa, Indonesia.

Baca Juga  Menpora Jadi Tersangka Jokowi Minta Pejabat Waspada Menggunakan Anggaran

Oleh sebab itu pada tanggal 08 Desember tahun 2015 dideklarasikanlah Gerakan Kebajikan Pancasila atau dikenal sebagai GKP oleh 5 orang Inisiator di kediaman pribadi Gus Solah di Jakarta Selatan. Kelima orang Inisiator tersebut adalah Gus Solah, Buya Syafii Marif, Sabar Mangadu Tambunan, Saiful Mashum dan Partogi Sirait.

Gerakan Kebajikan Pancasila atau GKP mengingatkan kembali kepada kita semua betapa pentingnya Ideologi Pancasila sebagai pedoman dasar bersama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara kita. Maka berbagai kegiatan dilaksanakan seperti :
1.diskusi publik.
2. silaturahmi ke Tokoh Nasional.
3. talkshow radio serta lainnya.

Pemerintahan Jokowi bahkan terus didorong GPK agar membentuk lembaga yang khusus dibidang Pembinaan Ideologi Pancasila. Namun lembaga yang dimaksud oleh GKP bukanlah sebagai kelanjutan atau dengan kata lain harus berbeda secara konsep, strategi dan implementasi serta metoda kerjanya dibanding dengan BP7 atau P4 di masa 32 tahun era Rejim Orde Baru yang lalu. Maka dengan mengunakan tagline ‘Membumikan Pancasila,’ maka gerakan yang dimaksud diatas ini pun dimulai.

Baca Juga  Ini Penyebab Wisatawan Tewas Pada Pesta Musim Panas

Gagasan tersebut diatas ternyata diterima Pemerintah, sehingga 18 bulan kemudian sejak GKP dideklarasikan, maka Presiden Jokowi menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) no 54 tahun 2017 tanggal 7 Juni 2017 dengan nama : Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila yang disingkat, UKP – PIP.

Selanjutnya 8 bulan kemudian melalui Peraturan Presiden (Perpres) No. 7 Tahun 2018 tanggal 28 Februari 2018, status dari UKP – PIP ini pun ditingkatkan dan diubah namanya menjadi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila atau disingkat dengan BPIP. (Red)

Salam Kebajikan Pancasila
Selamat Jalan Gus Solah. (Red)