PETASULTRA.COM – JAKARTA. Para Ulama, Habaib se Jabotabek mengajak masyarakat untuk kembali bersatu dan tidak terbelah atau terpolarisasi antar kelompok, jelang pengumuman penghitungan suara Pilpres dan Pileg pada 22 Mei 2019 mendatang.

Para Ulama, Habaib dan Mubalig atau Guru leker diharap dapat menyejukan situasi yang kondusif sembari menunggu pengumuman Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 22 Mei 2019 nanti harap KH Muhyidin Ishaq yang juga menghimbau kepada masyarakat untuk tidak termakan berita hoax.

Dijakarta beliau mengatakan, “Kita ingin para mubalig dan ustadz menyampaikan pesan yang kondusif kepada masyarakat sambil menunggu KPU. Jangan sampai nanti masyarakat termakan dengan berita hoax yang mengarah kepada perpecahan bangsa,” Ucapnya Sabtu (11/05/2019).

[artikel number=5 tag=”politik”]

Hal itu dilakukan karena menurutnya ada sekelompok massa yang mengatakan menjaga keutuhan NKRI, namun menurutnya ada sikap – sikap yang malah memecah belah, dan membuat polarisasi umat.

Sedangkan tokoh masyarakat Betawi, Jubaillah Yusuf,SH, menambahkan, jika melihat kondisi real count KPU sudah jelas mereka bekerja dengan sungguh – sungguh. Apalagi, banyaknya petugas KPPS yang meninggal dunia.

Baca Juga  Rayakan Hari Paskah, Tokoh Kristiani Sampaikan Pesan Damai

Karena nya dia menghimbau di tengah bulan suci ramadhan ini, untuk saling menjaga hal yang bersifat fitnah dan hoax. Dia juga menyebutkan untuk memberikan kepercayaan penuh kepada KPU dan Bawaslu, yang Insya Allah kata dia dua lembaga itu amanah dalam menjalankan tugasnya.

Silahturahmi Ulama dan Habaib Se Jabodetabek

“Kita harapkan, dengan kumpulnya para Ulama dan Habaib di bulan Ramadhan ini untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat, karena ini sudah benar penyelenggaraan Pemilu, sudah baik, sudah susah payah dengan mengunakan uang negara. Jangan bikin susah aparat, aparat juga manusia. Sudah bekerja setiap hari dari mulai kampanye, masa tenang, sampai pemilu. Saya berharap implementasi bulan suci ini harus diterapkan dengan baik,” tutur dia yang juga Ketua Penyelenggara Silaturahmi Para Ulama dan Habiab se Jabotabek ini.

Terkait adanya wacana pemilu ulang, dia menilai tidak masuk akal, “Silahkan melalui mahkamah konstitusi, saya rasa itu. Buat apa semua lembaga dibentuk, terus kita mengunakan cara yang lain. Kita bukan ngak bisa mengunakan kekuatan, NU dan Banser siap, tapi kan bukan itu, bukan main gede – gedean gitu. Tapi kalau mau dicobakan sudah ngak benar. Ini negara,” tandasnya. (Red/*)

Baca Juga  Umumkan Tarif Baru Dirjen Akan awasi Kepuasan Masyarakat Dan Kesejahteraan Pengemudi