PETASULTRA.COM : KONUT – Salah satu anggota Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI, sontak membuat heboh warga netizen di akun Media Sosial (Medsos) Twitter nya.

Pasalnya baru-baru ini, Komisioner KPK RI, Laode M. Syarif menyoroti pedas soal keberadaan terminal khusus (tersus) alias jetty milik PT. Daka Group di Desa Boedingi, yang tepat berada di samping sekolah dasar SDN 3 Boedingi, Kecamatan Lasolo Kepulauan, Kabupaten Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra).
Tidak hanya itu, komisioner lembaga anti rasuah ini juga meminta kepada pemerintah kabupaten Konawe Utara (Konut) dalam hal ini Bupati dan pihak Kepolisian Resor (Polres) Konawe untuk lebih memperhatikan kondisi pertambangan disana.
“ Ini contoh nyata. Menambang dekat sekolah tapi semua diam. Pak bupati-pak Kapolres tolong dilihat dan diperhatikan,” tulis Laode M. Syarif di akun twitwernya, sembari mentage akun Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya, Kementerian ESDM, Bareskrim Polri, Kemenkes RI dan Div Humas Polri, Minggu (14/4/2019)
Untuk diketahui, cuitan yang ditulis oleh Laode M. Syarif merupakan retwet status dan gambar yang diposting Koordinator Presedium Forum Mahasiswa Pemerhati Investasi Pertambangan (Forsemesta) Sultra, M. Ikram Pelesa.
Dimana dalam postingan akun twitter Muh ikram menuliskan bahwa, “PT. Daka Group, sebuah perusahaan tambang yang beroperasi di desa Boedingi dan Boenaga. Selain dengan dugaan ilegal mining, perusahaan tersebut juga membangun Jetty di halaman SDN 3 Boedingi, hingga mengakibatan sekolah tersebut tidak dapat digunakan untuk belajar (https://twitter.com/MIPelesa/status/1117353278239428608?s=19),”tulis M Ikram Pelesa
Pantauan PetaSultra.com, akibat akitivitas penambangan PT.Daka Group, membuat siswa-siswi SDN 03 Desa Boedingi, Kecamatan Lasolo Kepulauan, Kabupaten Konut, Sultra jadi imbas kejahatan tak langsung oleh perusahaan itu.

Tidak hanya suara bising alat berat mereka, para siswa siswi juga harus merelakan waktu belajar untuk membersihkan sisa debu akibat aktivitas penambangan PT. Daka. Bahkan saat proses belajar mengajar, tak jarang pula mereka harus merasa was-was dengan kondisi penambangan yang persis berada diatas bangunan sekolah itu.
Laporan : Ifal Chandra