PETASULRA.COM – BLITAR. Dalam rangka Safari Pancasila Kepala BPIP Prof Hariono bersama rombongan, mengunjungi beberapa desa di Blitar salah satunya adalah Desa Sawentar Kabupaten Blitar, Jawa Timur.

Tujuan Safari Pancasila yang dilakukan Hariono ini yakni untuk Belajar dan Menggali nilai – nilai Kebajikan Pancasila yang diterapkan oleh warga desa di Blitar dalam praktik kehidupan mereka sehari – hari.

“Kerukunan antar umat beragama terjaga dengan baik karena saling menghormati. Praktek berketuhanan dilaksanakan secara berkebudayaan,” ujar Hariono, di Blitar, Minggu (03/03/2019).

Jaelani selaku ketua Lembaga Adat beserta pengurusnya dan Kepala Desa setempat Sunoto beserta perangkatnya menyambut hangat kehadiran Hariono dan rombongan ke Desa Sewantar.

[artikel number=5 tag=”menteri”]

“Di Desa Sawentar terasa sekali Nilai Pancasila Menjadi Praktik dalam laku hidup keseharian mereka. Masyarakat hidup rukun dan penuh gotong royong sehingga dinobatkan menjadi desa teladan tingkat Propinsi dan Nasional dalam merawat tradisi dan budaya,” papar dia.

Ketua Lembaga Adat Jaelani mengatakan kedamaian hidup sehari – hari dapat dirawat dengan asumsi bahwa hidup dan damai tidak harus menunggu kehidupan di Surga setelah mati.

Baca Juga  IPM-KONUT Beberkan Dugaan Ilegal Mining PT GLI Di Block Matarape.

“Kita semua dapat memulai hidup damai dan penuh kebahagiaan di dunia ini dengan cara menerapkan jiwa gotong royong,” ungkap Jaelani.

Jiwa manusia harus dirawat untuk saling bekerjasama dan menghormati sehingga laku hidup sarat dengan kedamaian, sambungnya.

Kepala BPIP Prof Hariono Foto bersma saat di Blitar.

Dijelaskan, hal yang sangat inspiratif, bahwa masyarakat desa Sawentar berani melakukan reinterpretasi secara kreatif terhadap tradisi dan budaya yang ada. Misalnya, kebiasaan dan tafsir yang semula dipercaya bahwa kendaraan mobil yang digunakan untuk mengangkut mayat atau orang yang meninggal dapat menimbulkan kerugian atau balak.

“Tetapi dengan interpretasi baru bahwa kendaraan mobil yang digunakan untuk mengangkut mayat merupakan bagian dari ibadah. Sehingga kini banyak pemilik mobil pick up dengan senang hati menawarkan mobilnya untuk mengangkut mayat dan atau kegiatan sosial lainnya,” ujar dia.

Demikian pula dikatakan dalam aspek gotong royong membangun kampung, khususnya jalan. Banyak warga yang menawarkan lahannya untuk jalan secara sukarela. Nah, nilai – nilai Pancasila telah menjadi laku hidup sebagian besar masyarakat desa Sawentar.

Baca Juga  Toleransi Tinggi Warga Palangkaraya Diapresiasi Oleh Kepala BPIP Saat Safari Pancasila

“Kita perlu merawat nilai – nilai kebajikan dan budi pekerti yang diwariskan oleh leluhur kita serta para Pendiri Bangsa ini. Syarat utamanya adalah Persatuan, saling menghormati dengan tulus dan rendah hati untuk saling membantu antar warga,” tutupnya. (Red/*)