Sahrul, salah satu tim Jubir pemenangan Rusman-Bachrun. (istimewa)

PETASULTRA.COM-MUNA. Jelang Pilkada serentak 9 Desember 2020, laporan kasus baru terkonfirmasi positif Covid-19 terus mencuat diseluruh wilayah Indonesia. Tak pilih merek, sederet Kepala Daerah pun ikut diumumkan telah terpapar oleh virus mematikan itu.

Tak hanya itu, melansir dari media nasional okezone.com, pada (7/9/2020) Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pusat telah menerima laporan sebanyak 37 Bakal Calon Kepala Daerah (Bacakada) di 21 provinsi dinyatakan positif Covid-19 berdasarkan hasil swab tes yang diserahkan ke KPU Kabupaten/Kota.

Menyikapi hal itu, Sahrul, salah satu Juru Bicara (Jubir) tim pemenangan Rusman-Bachrun berakronim Terbaik mengatakan, guna memutus mata rantai pandemi Covid-19 pada Kluster baru Pilkada, maka dibutuhkan kejujuran dan sikap koperatif dari para Bacakada untuk lebih terbuka umumkan ke publik jika terkonfirmasi positif Virus Corona.

Langkah itu pun kata, Arul sapaan akrabnya, sebenarnya sudah dilakukan oleh sederet Kepala Daerah dan Bacakada didaerah lain dengan bermacam cara penyampaian baik menggelar confrensi pers sampai menyiarkan langsung melalui media sosial yang disisipkan himbauan kepada masyarakat untuk selalu menjaga kesehatan.

Baca Juga  Aksi BPBD Muna Berbagi 2500 Masker, Seketika Ludes Diserbu Warga

Namun upaya tersebut menurut Arul, berbanding terbalik pada Pilkada Muna, dimana salah satu Balon Bupati, LM. Rajiun Tumada yang terkonfirmasi positif Covid-19 terkesan bungkam untuk mengakui kepada publik.

Bahkan, untuk menutupi statusnya yang positif,Rajiun melalui kuasa hukumnya menempuh jalur hukum dengan melaporkan pihak-pihak yang telah mengumumkan dirinya ke publik positif Covid-19, dengan dalil pencemaran nama baik, adapun yang telah dilaporkan yakni Bupati Muna, LM. Rusman Emba, ST dan sejumlah Media Televisi Swasta Nasional.

“Dari sederet Cakada hanya Rajiun yang menutup diri soal positif Corona. harusnya jujur saja dan lebih terbuka ke publik, setidaknya mereka yang selama ini kontak erat dengan beliau untuk sementara waktu menjaga jarak dulu,” ucap Arul pada PetaSultra.Com, Kamis (17/9/2020).

Menurut Arul, Cakada daerah lain yang lebih terbuka pada publik soal positif Covid-19, merupakan bentuk sikap seorang calon pemimpin atas kepedulian terhadap masyarakatnya.

Dimana sikap itu tentunya sejalan dengan penyataan anggota Ombudsman RI yang meminta para pejabat publik termasuk Cakada untuk lebih terbuka mengakui diri positif Virus Corona. Sebab sikap keterbukaan penting agar dapat menjaga keselamatan orang-orang sekitar dan masyarakat secara umum.

Baca Juga  Bertambah Tiga Positif dari Klaster Baru, Kadinkes Muna: Jangan Panik, Pasien Positif Covid-19 Terbukti Dapat Disembuhkan

“Tapi pak Rajiun terkesan menyembunyikan statusnya yang positif Covid-19, bahkan timsesnya menganggap ada upaya rekayasa hasil dan politisasi. Dengan ketidak jujuran itu bertanda beliau bukan pemimpin teladan untuk Muna,” tegasnya.

Kendati dari hasil Swab kedua telah dinyatakan negatif, Arul tetap mengingatkan agar Rajiun sebagai Balon Bupati Muna beserta timsesnya tetap mematuhi protokol kesehatan.

Alasan itu, kata Arul, karena tidak sedikit pasien yang dinyatakan telah sembuh tapi saat dilakukan swab ulang, kembali dinyatakan positif. Hal itu dapat terjadi diakibatkan karena ketidak patuhan terhadap protokol kesehatan.

“Inilah alasan saya melarang Rajiun beserta timsesnya untuk tidak dulu berseliweran di Muna, semata-mata untuk keselamatan bersama. Tidak ada upaya politisasi karena ini murni bentuk keprihatinan kami antara sesama,” pungkasnya.

Penulis: Arto Rasyid