PETASULTRA.COM-MUNA. Bentuk dari rasa empati warga dan para pemuda di Kelurahan Watonea, akhirnya bergotong-royong membokar bangunan rumah, Wa Ode Kuni, yang sudah tidak diizinkan untuk numpang tinggal diatas tanah pemilik lahan yang tidak lain merupakan keluarganya sendiri.
Aksi tersebut dilakukan para warga karena merasa iba akan rasa trauma yang dialami Wa Ode Kuni, dengan terus dibayang-bayangi rasa ketakutan kembali didatangi pemilik lahan dan mengusirnya.
Tak hanya membantu dengan tenaga, para warga juga turut swadaya merental dua unit mobil pick up guna mengangkut bahan bangunan dan barang-barang milik ibu lansia itu untuk kemudian dipindahkan di Kelurahan Wamponiki.
Salah satu warga, La Ode Ali Sabara menerangkan, aksi ini merupakan inisiatif bersama warga Watonea yang merasa tersentuh dengan keluhan Wa Kuni, yang ingin segera meninggalkan rumahnya karena merasa ketakutan.
“Sepertinya ibu Kuni trauma atas insiden yang menimpanya karena kerap menangis dan ketakutan mengingat apa yang dialaminya hanya karena tidak sempat hadiri peresmian posko salah satu paslon Bupati Muna,” terang Ali disela aksi warga membokar rumah Wa Ode Kuni, Selasa (29/9/2020) sore.
Kata Ali yang akrab disapa bapaknya Awal itu, rencananya besok (30/9) usai membongkar sisa dari bangunan rumah, selanjutnya akan berkoordinasi dengan para warga Kelurahan Wamponiki untuk bergotong royong bangunkan kembali rumah Wa Ode Kuni diatas tanah miliknya sendiri.
“Gerakan ini murni dari kami para warga yang peduli dengan ibu Kuni, semoga beliau merasa terbantu dan dapat tinggal nyaman dirumah barunya tanpa adalagi intimidasi apalagi soal politik,” katanya.
Diketahui, sebelumnya Wa Ode Kuni diduga diusir pemilik lahan yang tidak lain keluarganya sendiri hanya persoalan sepele karena tidak sempat menghadiri peresmian posko pemenangan Balon Bupati Muna, LM. Rajiun Tumada – H. La Pili, dijalan Kancil Kelurahan Watonea pada Jumat (25/9/2020) lalu.
Sementara pernyataan pemilik lahan, Sumitata yang dikutip disalah satu media daring menyebut persoalan Wa Ode Kuni meninggalkan rumahnya sudah ada kesepakatan.
“Ada surat perjanjian antara saya dan Wa Ode Kuni. Isi surat perjanjiannya “Sewaktu-waktu saya mengambil kembali lahan tersebut, maka Wa Ode Kuni wajib meninggalkan rumahnya. Surat perjanjian itu sudah kami sepakati. Dan rencananya, lahan tersebut akan ditempati keluarga. Jadi, kami tidak mengusir Wa Ode Kuni dan tidak ada hubungannya dengan politik,” tuturnya.
Penulis: Arto Rasyid