
Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kota Kendari menantang Polda Sultra untuk segera mempresure PT. Pertamina Tbk. Wilayah Sultra atas dugaan Oplosan Bahan Bakar Minyak (BBM) Subsidi Jenis Pertalite yang meresahkan banyak Masyarakat
Ketua DPC GMNI Kota Kendari,Sahril angkat bicara terkait dugaan Pengoplosan Bahan Bakar minyak (BBM) yang saat ini banyak merugikan masyarakat di Kota Kendari dan membuat ratusan kendaraan rusak secara tiba tiba
Berdasarkan investigasi dan informasi beredar mengenai banyaknya korban yang kerusakan kendaraan (motor) setelah membeli Bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis pertalite maka dia menduga ini adalah by desain sehingga mejadikan masyakat bahan percobaan dugaan Bahan Bakar minyak Oplosan
” kami secara lembaga meminta aparat penegak hukum (APH) untuk segera Memeriksa dan mengadili pimpinan PT. Pertamina Tbk. Wilayah Sultra,Manager Operasional, Manager Keuangan,Manager SDM, serta semua pihak yang terlibat dalam mendistribusikan produk yang tidak sesuai dengan standar Jenis bahan Bakar Minyak (Pertalite oplosan) ini bukan hal yang harus di diamkan ini perlu perhatian khusus untuk di tindak lanjuti,, ungkapnya dengan nada keras
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa APH dan Pemerintah itu sebagai sebagai lembaga pengawasan dalam memastikan pendistribusian BBM dari depot ke SPBU itu sudah sesuai dengan spesifikasi nya.
Tentunya depot harus melalui proses pemeriksaan kualitas BBM terlebih dahulu, sebelum di antarkan di seluruh SPBU,dan saat sampai di SPBU juga kembali dilakukan pemeriksaan sebelum di lakukan pengisian ke tangki SPBUDan Kalau terjadi hal sperti ini mengenai oplosan yang mengakibatkan banyaknya di rasakan kerugian terhadap pengandara kami menduga bahwa :
1. Ada indikasi kejahatan yg dilakukan secara terstruktur oleh pihak Depot Pertamina
2. Ada mafia minyak (calo) dalam hal ini dalam proses perjalanan dari depot ke SPBU, dugaan minyak di jarah dan diganti dengan air atau sejenisnya agar tdk mengurangi volume minyak pada mobil Tanki
3. Ada indikasi kelalaian pihak SPBU dalam memastikan kualitas BBM dari mobil sebelum di isi ke tangki SPBU
Logikanya masa bisa kecolongan, setelah melalui proses tahapan, indikasinya berarti ada permainan disini, dan secara kasat mata bukan cuman satu kendaraan yang bermaslaah tapi hampir ratusan ini ada apa? , Ungkap Sahril
Lanjut Ketua Bidang Agitasi dan Propaganda aksi,Bung Aji Darmawan juga ikut berkomentar menurutnya Jika melihat Dengan fenomena sosial yang terjadi di beberapa wilayah khusus nya Di Sultra Ketika melakukan Pengisian Bensin jenis Pertalite dan Pertamax Harus mengantri Kian panjang yang membutuhkan waktu beberapa jam, tetapi ketika di lakukan pengisian Bensin Pertamax dan Pertalite ironisnya bensin tersebut Kami duga telah di oplos Sehingga kerugian ini di Terima langsung oleh masyarakat.
” Kejadian ini menunjukan Kinerja dalam pengawasan Subsidi BBM melemah, faktor lain pula Jika benar terjadi pengoplosan maka mesin motor dan mobil masyarakat itu yang akan langsung kena dampaknya bahkan bisa jadi kendaraan masyarakat akan cepat rusak (mogok)”
.Sehingga kasus ini perlu atensi khusus Pihak Polda Sultra dan segera membentuk Tim khusus untuk melakukan pengawasan secara ketat dalam Ditribusi BBM dan melakukan investigasi di semua SPBU Yang ada di Provinsi sultra.Tutupnya
Sementara itu di Dugaan BBM Subsidi Oplosan di Kendari membuat geger Namun, Dewan Pimpinan Cabang IV (Empat) Himpunan Wiraswasta Nasional (Hiswana) Minyak dan Gas (Migas) Sulawesi Tenggara (Sultra) menegaskan bahwa pihak Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) hanya operator.
“SPBU hanya operator, kami menjual apa yang diberikan Pertamina,” ujar Ketua Hiswana Migas Sultra, Haji Rachman Siswanto, Pada Rabu (5/3/2025).
“Hasil investigasi dari Pertamina, Disperindag Sultra, Polda Sultra dan Dinas ESDM Sultra tidak ada minyak oplosan,” tegas Rachman.
“Intinya tadi sudah investigasi dan tidak terbukti itu oplosan, BBM yang dikirim itu sudah sesuai spesifikasi,” jelasnya pada salah media KongkritPost