jubir Gugus Tugas Percepatan Pengendalian Covid-19 Pemkab Muna, dr. Wahid bersama istri. (Istimewa)

PETASULTRA.COM – MUNA. Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Muna, dr. Laode Ahmad Wahid menyayangkan sikap masyarakat terkait stigma negatif yang disandangkan terhadap ketujuh warga positif terpapar pandemi Covid-19, yang juga dialami oleh para keluarga terdekatnya.

Menurut dr. Wahid, masyarakat seharusnya berterima kasih kepada mereka karena bersedia menjalani isolasi mandiri dirumah guna membunuh CoronaVirus Pernapasan Akut Berat 2 (SARS CoV-2) penyebab penyakit Covid-19 pada tubuh dengan cara alami yakni dengan menggunakan sistemkekebalan tubuh (antibodi) yang dimiliki.

Sebab sistem anti bodi pada tubuh dapat bekerja maksimal mematikan SARS CoV-2, apabila warga yang menjalani isolasi mandiri suplai makanan bergizi dan vitamin terpenuhi serta terhindar dari rasa stres apalagi depresi.

“Seharusnya masyarakat memberikan suport, saya memahami rasa takut masyarakat terhadap pandemi Covid-19, karena sampai saat ini belum ada satupun obat ditemukan untuk penyembuhannya, tetapi bukan berarti harus mengucilkan mereka,” jelas dr. Wahid kepada PetaSultra.Com, Rabu (23/4/2020).

Jika warga yang menjalani isolasi mandiri namun kekurangan gizi serta mengalami stres akibat tekanan psikis dari masyarakat maka antibodi pada tubuh mereka dapat dipastikan tidak akan cukup jumlahnya dan kurang matang untuk membunuh virus SARS CoV-2 tersebut.

Baca Juga  Koramil 05/Maligano Kawal Penerimaan BLT Bagi Warga Terdampak Covid-19

“Akibatnya tidak akan pernah putus rantai penularan penyakit Covid-19 ini dan yang rugi dan terancam adalah warga sekitar dan masyarakat pada umumnya,” imbuhnya.

Selaku Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Pengendalian Covid-19 Pemkab Muna, dr. Wahid mengatakan, perlu diketahui masyarakat sesungguhnya manusia diberi satu kelebihan oleh Allah SWT yakni kekebalan tubuh (anti bodi), dimana anti bodi ini akan bekerja memusnahkan virus corona pada kadar yang cukup dan matang pada hari ke 10-14 sejak timbulnya gejala infeksi Saluran Pernapasan (ISPA).

“Maka hal inilah menjelaskan mengapa pelaku perjalanan dari daerah transmisi lokal (Self Monitoring/SM), orang tanpa gejala setelah kontak erat dengan pasien Covid PCR Positif (OTG), SM atau OTG dengan gejala ISPA (ODP), serta ODP dengan sesak napas (PDP) disarankan jalani isolasi mandiri dirumah selama 14 hari,” terangnya.

Sebenarnya tokoh utama pemutus mata rantai penularan Covid-19 adalah warga dengan gejala SM, OTG, ODP, dan PDP yang sukarela melakukan isolasi diri, mengenakan masker, menjaga jarak, makan bergizi, serta Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Baca Juga  Dikabarkan Tersesat Dihutan Koltim, Pensiunan Purnawirawan TNI Ditemukan Terkulai Lemas

“Jadi bukan tim gugus tugas yang hebat dalam memutus mata rantai penyebaran pandemi Covid-19, melainkan mereka (warga bergejala SM, OTG, ODP dan PDP),” bebernya.

Lebih lanjut dr. Wahid menjelaskan ibarat dalam masa peperangan, warga bergejala SM, OTG, ODP, dan PDP merupakan pejuang dan pahlawan sejati melawan penyebaran pandemi Covid-19, bukanlah para dokter dan perawat di Rumah Sakit, akan tetapi akan ada sekelompok pihak yang berkhianat.

Bila diumpakan, lanjut dr. Wahid, dalam kasus perang melawan penyebaran pandemi Covid-19, kelompok penghianat itu adalah masyarakat yang meneror mental dan mengucilkan pasien covid-19, warga bergejala SM/OTG/ODP/PDP yang tidak mau jalani isolasi mandiri, serta masyarakat yang tidak patuh akan anjuran pemerintah.

“Banyak sudah saya membaca beberapa status dimedia sosial FB terkait permohonan kepada Allah agar wabah penyakit Covid-19 segera berakhir, tetapi sayangnya pemilik akun itu saya lihat dikehidupan nyata tidak pakai masker dan sering berkumpul bersama temannya. Ini lucu menurut saya,” sindir dr. Wahid.

dr. Wahid menambahkan, anjuran Pemerintah Daerah Kabupaten Muna kepada masyarakat agar terhindar dari penyebaran pandemi Covid-19 yakni, wajib mengenakan masker, hindari berkumpul (Social Distancing), jaga jarak (Physical Distancing), makan makanan bergizi seimbang, cuci tangan sesering mungkin dengan air mengalir pakai sabun setelah memegang benda-benda tertentu ditempat umum.

Baca Juga  Diduga Acuh Cegah Covid-19, Oknum Petugas Wilayah Pelabuhan Kompak Tak Bertugas Saat Kapal Malam Sandar

Penulis: Arto Rasyid