Wasekjen DPM-FH UHO, Hardianto. (Foto: Wahyu Pratama)

PETASULTRA.COM-KENDARI. Mahasiswa yang turut terdampak pandemi Covid-19, meminta kepada Rektor Universitas Haluoleo (UHO), Muh. Zamrun Firihu, untuk meniadakan Uang Kuliah Tunggal (UKT) pada semester depan.

Sebagaimana disuarakan Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Hukum (DPM-FH), Hardianto. Ia dengan tegas mewanti-wanti rektorat agar lebih mendengar suara mahasiswa dalam sistuasi krisis dampak pandemi Covid-19.

Pasalnya, kondisi sosial dan ekonomi masyarakat mengalami penurunan drastis akibat wabah yang lebih dikenal virus corona, dimana presentase penyebarannya terus mengalami peningkatan hampir diseluruh daerah se-Indonesia.

Olehnya itu, Hardianto menilai perlu adanya peniadaan UKT yang diberikan kepada seluruh mahasiswa aktif dalam lingkup UHO tanpa terkecuali.

“Adanya pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak serius pada kesehatan tapi juga mengancam stabilitas ekonomi masyarakat. tentunya turut berdampak pada orang tua mahasiswa yang kesulitan membayarkan UKT,” jelas Hardianto, Minggu (24/5/2020).

Ia juga menjelaskan, seluruh sektor pekerjaan terdampak Covid-19 mulai dari petani, Pedagang Kaki Lima (PKL) dan lainnya karena sulitnya memperoleh penghasilan ditengah pandemi ini.

Baca Juga  Launching Kader Milenial dan Sadar Administrasi Diawali Senam Pagi Dikonsel

Untuk itu ia berharap pihak kampus (UHO) agar tidak memaksa mahasiswa untuk membayar UKT pada semester depan.

“Jika pembayaran UKT tetap terjadi, hal tersebut bias saja mengancam kesehatan orang tua mahasiswa yang mencari nafkah ditengah pandemi, maka saya harapkan kepada pihak kampus meniadakan UKT bagi seluruh mahasiswa,” tandasnya.

Lebih lanjut, Hardianto mengatakan bahwa dengan adanya metode perkuliahan melalui sistem Daring (Online) yang di terapkan oleh pihak kampus, mengharuskan orang tua mahasiswa membiayai paket data anaknya agar dapat mengikuti kuliah online tersebut.

“Hal ini sangat mencekik perekonomian orang tua mahasiswa. Dengan keadaan seperti ini dampak ekonomi sangat dirasakan. Jadi Kami, meminta kepada Ayahanda, rektor UHO untuk meniadakan UKT,” tutupnya.

Penulis: Wahyu Pratama