PETASULTRA.COM,KONSEL – Pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan taraf pendidikan, salah satunya melalui program indonesia pintar (PIP), program bantuan dana dalam bentuk kartu indonesia pintar (KIP)
PIP adalah pemberian bantuan tunai pendidikan kepada anak usia sekolah (6-21 tahun) yang berasal dari keluarga miskin. Program kerja sama antara kementrian pendidikan dan kebudayaan
Sesuai tingkatan pendidikan sebagai berikut:
- peserta didik SD mendapatkan 450.000 pertahun. 2. Peserta didik SMP mendapatkan 750.000 pertahun. 3. Peserta didik SMA mendapatkan 1000.000 pertahun.
Sehingga sejumlah orang siswa SDN/SMPN satap 19 konsel bungin permai, kecamatan tinanggea, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) melaporkan kepolsek tinanggea, dugaan pengelapan dana bantuan PIP yang di lakukan oknum guru.
Salah satu perwakilan orang murid Moksin (50) saat menemui awak media mengungkapkan,buku tabanas beserta ATM siswa SD maupun SMP sebanyak kurang lebih 80 buku tabanas beserta ATM pernah di kumpulkan oleh oknum guru pihak sekolah satap 19 konsel inisial AR.” (4/11/2020)
Namun ada juga beberapa murid yang tidak mengumpulkan buku tabanas mereka.
adapun pengumpulan di lakukan sekitar awal agustus 2020 dengan tujuan yang tidak jelas, selama tiga hari kemudian buku rekening/ATM di kembalikan kepada pemilik masing – masing siswa.”jelasnya
Saat sejumlah murid bersama orang tua siswa akan melakukan penarikan dana melalui ATM dan BRIlink saldo sudah tidak mencukupi saldonya kosong, sementara siswa belum ada yang melakukan penarikan dana. Yang menjadi pertanyaan setelah saya bersama orang tua siswa lainnya ke bank BRI cabang tinanggea untuk mengecek pihak bank memprint buku tabanas ada penarikan yang di lakukan tanggal 8 bulan 8 2020 sementara dari pihak orang tua murid tidak pernah melakukan penarikan di tanggal 8/8/2020 jadi patut kami duga ada oknum yang sudah mengambil tarik dana tersebut.”ungkap Moksin
Begitupun ungkapan orang tua siswa SDN satap 19 konsel Muhamad Nur, ini rekening anak saya atas nama Firman Ramadan, semenjak tahun 2019 sampai 2020 anak saya tidak pernah melakukan penarikan begitupun juga kami orang tua murid,
saya bawah kartu ATM serta buku tabanasnya di bank BRI cabang tinanggea, kemudian saya minta kepada pihak karyawan bank untuk memprint rekening korannya atas nama Firman Ramadan anehnya, ada penarikan di tanggal 8/8/2020 sementara kami tidak pernah melakukan penarikan dana tersebut,”jelas Muhamad Nur
Bersama beberapa awak media sidikkasus.co.id Channelsultra.com PetaSultra.com menemui sejumlah kurang lebih 50 orang tua murid di desa bungin permai,kamis 5/11/2020) harapan kami kalau ada pihak oknum yang sudah mengambil dana bantuan anak kami agar kirannya dana tersebut dapat segara di kembalikan.”
Dan jika ada oknum yang sudah mengelapkan agar segera di proses hukum sesuai aturan undang – undang yang berlaku.
Saat di konfirmasi kepala sekolah SDN SMPN satap 19 konsel Arsat melalui via telpon seluler, oh begini pak kita kompromikan itu lewat bank BRI memang saya kepala sekolahnya tapi saya tidak tau menahu, kalau ada orang tua siswa yang menuduh ada oknum guru yang menyelewengkan dana itu saya akan tuntut balik,”
Permasalahan ini sudah sampai di kantor polisi, alangka bagusnya kalau kita pergi tanya di BRI siapa yang tarik dananya, itumi jeleknya orang tua siswa kenapa sampai di kasi keluar ini permasalahan sampai – sampai melapor ke pihak kantor polisi, hanya itu yang selalu di permasalakan orang tua siswa tanggal delapan bulan delapan, bagusnya ini permasalahan kita kompromikan baik baik.”ucap Arsat melalui via telpon