Johan Boy, selaku yang ditokohkan masyarakat kecamatan Batalaiworu. (Arto Rasyid)

PETASULTRA.COM-MUNA. Johan Boy (JB), selaku yang ditokohkan oleh masyarakat di Kecamatan Batalaiworu, Kabupaten Muna menyebut apabila seorang Bupati dengan masa jabatan lima tahun atau satu periode sesungguhnya hanya merugikan masyarakat.

Pasalnya, yang dapat menikmati kepemimpinan satu periode hanyalah para tim sukses, karena Bupati dengan masa jabatan tidak memadai tidak dapat melanjutkan program pembangunan yang terorganisir dengan baik.

Dicontohkan JB, pada masa jabatan Drs. Laode Kaimoeddin sebagai Bupati Muna, dengan ikon pembangunan seperti meletakkan tata kota Raha, pembangunan stadion sepak bola Paelangkuta, gedung wamelai serta Gelanggang Olah Raga (GOR).

Meski ditengah keterbatasan anggaran saat itu, dengan gaya sebagai pemimpin dapat menyelesaikan bangunan monumental tersebut namun sayangnya tidak dapat mengantarkan Kaimoeddin menjadi Bupati Muna dua periode.

“Kejadian langka Bupati dua periode tentunya karena politik di muna sangat keras, dimana bapak Koemoeddin justru bisa jadi Gubernur Sultra 2 periode kala itu,” terang JB saat ditemui PetaSultra.Com dikediamannya beberapa waktu lalu.

Sambung JB, berbeda pada massa jabatan Ir. Ridwan Bae, Bupati Muna ke 10 hal itu sekaligus mencatatkan sejarah adalah satu-satunya Bupati dua periode.

Baca Juga  Catut Nama Tokoh Masyarakat, Timses Paslon RAPI Terancam di Polisikan

Namun jika Ridwan hanya satu periode lanjut JB, maka tidak akan ada pembangunan monumental seperti penataan jalan sepanjang Bypass, Sarana Olahraga (Sor) La Ode Pandu, Masjid Al-Munajat termaksud penataan wilayah kumuh Desa pesisir Lagasa dan Wamponiki, dimana sampai saat ini terus dinikmati masyarakat.

“Ini menandakan jika Bupati yang memiliki program pembangunan monumental bisa sukses ketika menjabat dua periode atau 10 tahun, seperti daerah lain di Sultra banyak Bupati menjabat dua periode sehingga kemajuan daerahnya nampak,” jelasnya.

Menurut JB, Bupati Muna 1 periode Mulai dari masa jabatan Laode Rasyid sebenarnya memiliki ikon pembangunan. Misalnya, Bupati Muna ke 11, dr. LM. Baharuddin, M.Kes, dengan bangunan monumental RSUD Modern dan Gedung pasar sentral Laino, namun tidak memiliki masa jabatan memadai sehingga tidak dapat menyempurnakannya.

Dimasa jabatan LM. Rusman Emba, ST sebagai Bupati Muna ke 13, tanpa menanamkan politik balas dendam diawal pemerintahan melanjutkan pembangunan Masjid Al-Munajat kemudian RSUD Modern dan Gedung pasar sentral Laino peninggalan dari Ridwan dan Baharuddin. Tak hanya itu, disisa masa pemerintahannya, Rusman Emba telah menyelesaikan utang daerah.

Baca Juga  Pemuda Serukan Tolak Masuknya Bacakada Positif Covid-19 Diwilayah Tongkuno

“Jika pak Rusman tidak melanjutkan bangunan itu sebagai kebutuhan dasar, sudah bisa dibayangkan berapa besar kerugian yang dialami masyarakat Muna,” ujar JB.

Lebih lanjut JB, menilai dimasa jabatan Rusman Emba, memang belum ada ikon pembangunan yang nampak dimata karena diperiode pertama petahana fokus untuk merampungkan pembangunan yang menjadi kebutuhan dasar masyarakat, tanpa berpikir kedepan jika dr. LM. Baharudin bisa saja menjadi lawan politiknya kembali.

“Saya kira peristiwa ini bisa menjadi pelajaran bagi kita semua bahwa memang jabatan yang sesingkat-singkatnya tidak dapat menguntungkan masyarakat,” ungkap JB.

Olehnya itu, Ia menghimbau masyarakat untuk menyampaikan kepada seluruh handai tauladan agar tidak memilih seorang pemimpin yang tidak amanah dengan meninggalkan masyarakatnya.

Penulis: Arto Rasyid