Beranda Daerah Stop Politisasi Covid-19 Untuk Menyerang Pribadi Balon Bupati Muna, Rajiun Tumada

Stop Politisasi Covid-19 Untuk Menyerang Pribadi Balon Bupati Muna, Rajiun Tumada

0
Stop Politisasi Covid-19 Untuk Menyerang Pribadi Balon Bupati Muna, Rajiun Tumada
LO RAPI Balon Bupati Muna, Muhammad Rahman. (istimewa)

PETASULTRA.COM-MUNA. Muhammad Rahman, Liaison Officer (LO) Bakal Calon (Balon) Bupati dan Wakil Bupati Muna, LM. Rajiun Tumada – H. La Pili, menegaskan kepada Sahrul selaku Jubir tim pemenang Rusman-Bachrun, untuk stop politisasi Pendemi Covid-19.

Menurut Rahman jika pernyataan Sahrul dimedia siber PetaSultra.Com, yang menyebut Rajiun Tumada harus kembali dikarantina mandiri lanjutan selama 14 hari serta menjalani test swab ketiga kalinya untuk benar-benar memastikan telah sembuh dari Covid-19, sarat dipolitisasi dan tendensius karena telah menyerang pribadi.

Terlebih, Sahrul tidak memahami Keputusan Menteri Kesehatan terbaru Nomor: 0107/Menkes/413/2020 Tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).

“Aturan itu jelas bagi terkonfirm OTG cukup lakukan isolasi mandiri selama 10 hari dan tidak harus difollow up karena dinyatakan selesai. Jadi saran saya pada saudara Arul stop politisasi Covid-19,” sindir Rahman melalui WhatAppnya, Rabu (16/9/2020).

Sambung Rahman, begitu hangatnya issue Covid-19, terus dihembuskan yang menyerang pribadi Rajiun, namun saat ini semua tudingan tersebut terpatahkan dengan hasil swab yang dikeluarkan oleh Instalasi Laboratorium Patologi Klinik RSU Bahteramas Sultra.

“Alhamdulillah hasil swab beliau (Rajiun) Negatif dan kami sudah antarkan ke KPU Muna, ini juga sekaligus menjawab akan isu liar yang selama ini berhembus, apalagi dimanfaatkan oleh lawan politik untuk jatuhkan bapak Rajiun Tumada,” cibirnya.

Begitu besarnya tingkat penerimaan masyarakat terhadap sosok LM. Rajiun Tumada di Kabupaten Muna, sehingga issue Covid-19 akhirnya dijadikan alat politsasi lawan politik untuk jatuhkan sosok LM. Rajiun Tumada.

“Covid itu harusnya dicegah bersama bukan dijadikan sebagai alat politik,” tegasnya.

Pilkada serentak dimassa Pandemi Covid-19, lanjut Rahman, memang sedikit berbeda dan menjadi tantangan tersendiri. Bagaimana tidak semua proses tahapannya harus dilakukan dengan mengikuti standar protokol kesehatan Covid-19.

“Meski dengan kondisi pandemi Covid-19 sama sekali tak mengurangi animo ataupun semangat masyarakat dalam menyambut pesta demokrasi yang digelar lima tahun sekali itu,” ungkapnya.

Penulis: Arto Rasyid