PETASULTRAM.COM. KENDARI. Rapat Forkopimda yang dilaksanakan di ruang rapat rumah jabatan (rujab) Gubernur Sultra dan dihadiri tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, para rektor universitas negeri, serta beberapa ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) untuk mendiskusikan Rencana PT. Virtu Dragon Nikel Industri (VDNI) dan PT Obsidian Stainless Steel (OSS) untuk mendatangkan 500 TKA asal China menuai sorotan dari berbagai kalangan baik dari aktivis, legislatif maupun eksekutif di bumi anoa Sultra.

Penggurus Pusat Jaringan Advokasi Masyarakat Indonesia (PP JAMINDO) salah satu lembaga nasional yang menolak keras kedatangan 500 Tenaga Kerja Asing di Bumi anoa Sulawesi Tenggara (Sultra) yang notabenenya TKA tersebut berasal dari negara asal Covid 19 tersebut.

Muh Gilang Anugrah (MGA) Ketua Umum Pengurus Pusat Jaringan Advokasi Masyarakat Indonesia (PP JAMINDO) mengatakan ” hasil rapat Forkopimda berhasil membuat gaduh masyarakat sulawesi tenggara karna mereka menyetujui rencana kedatangan TKA tersebut, kok berani ya di tenggah pandemi covid 19 yang masih di bayang-bayangi oleh masyarakat sultra tetapi gubernur sultra melalaui rapat forum kordinasi pimpinan daerah (forkopimda) 13 juni 2020 justru menyetujui kedatangan TKA sebenarnya alimasi ini pemimpin daerah (Gubernur) atau pemimpin TKA (tenaga kerja asing)…?” Tegas MGA

Baca Juga  APPETA KONUT GERAM DENGAN MASIH ADANYA KEGIATAN PERTAMBANGAN OLEH PT SRIWIJAYA

Seharusnya Gubernur Sultra selaku pimpinan tertinggi di Provinsi Sultra fokus membantu para kepala daerah untuk memutus mata rantai pandemi Covid 19 bukannya justru memberikan pernyataan yang plin plan sperti itu. Kemarin alimasi menolak kedatangan 500 TKA yakni pada kamis 30 april 2020, nah kemudian menunda dan sekarang di setujui kedatangan 500 TKA cina melalui rapat forum kordinasi pimpinan daerah (forkopimda) 13 juni 2020. Menurut kami itulah yang menyebabkan kegaduhan di masyarakat sultra sekarang ini.

Lanjut MGA ” DPRD Provinsi sultra harus tegas dalam menyikapi kedatangan 500 TKA yang menyebabkan kegaduhan masyarakat sultra, logikanya kemarin aja yang masuknya 49 TKA masyarakat sudah gaduh dan resah apalagi 500 tka ini!!!, Saya kira bapak alimazi harus butuh 5 sks nih…” Tutup MGA salah satu aktivis nasional asal sultra.