PETASULTRA.COM – MUNA. Kain tenun Desa Masalili Kecamatan Kontunaga Kabupaten Muna, selain memiliki nilai ekonomis bagi masyarakat pengrajin, rupanya berpotensi datangkan devisa bagi Negara.

Hal itu diungkapkan oleh Pimpinan Bank Indonesia (BI) perwakilan Sultra, Suharman Tabrani dikegiatan program sosial BI dalam pengembangan industri tenun dan Fasion show tenun di Desa Masalili pada 16 Oktober 2019, dengan menyerahkan bantuan berupa Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) kepada kelompok pengrajin tenun.

Menurut Suharman, tenun Masalili punya daya tarik untuk dipromosikan dan telah menjadi salah satu identitas kerajinan khas Sultra yang membanggakan, dimana pihak BI yang telah memiliki MoU bersama Pemda Muna, turut terlibat dalam upaya mengenalkan tenun Masalili diberbagai momen diantaranya mengikuti Karya Kreatif Indonesia pada Tahun 2017-2019.

“Selain itu Festival Ekonomi Syariah Banjarmasin dan sampai Go Internasional dengan memperkenalkan tenun Masalili di Festival Moskow pada Agustus 2019 lalu,” ujar Suharman.

Bupati Muna, Laode Muh. Rusman Emba, ST saat mengenakan Busana jaket tenun dikombinasikan kulit. (Foto: Istimewa)
Dikesempatan berbeda, Ketua Dekranasda Muna, Yanti Setiawati mengatakan, tidak pernah henti dan bosan mengajak serta mempromosikan Tenun Masalili dalam berbagai kesempatan, telah banyak menghasilkan produk busana dalam bentuk pakaian, tas dan terakhir mencoba inovasi dalam bentuk jaket tenun dikombinasi kulit.

Baca Juga  Rusman Dielukan "Lanjutkan" Saat Letakan Batu Pertama Pembangunan Masjid dan Resmikan Pasar Desa Bonea

“Tujuan agar semua bangga memakai busana dari produk Tenun Masalili dan Alhamdulillah respon masyarakat sangat baik, kami produksi delapan buah jaket dan hanya dalam waktu tiga hari habis terjual. Sekarang kami sedang proses produksi kedua. Untuk itu mohon doa dan dukungan dari semua pihak,” jelas Yanti Setiawati melalui Whatsappnya, Kamis (17/10/2019).

Ketua Dekranasda Muna, Yanti Setiawati saat perkenalkan tenun Muna disalah satu kesempatan. (Foto: Istimewa)
Sementara bicara soal berpotensi menjadi devisa Negara, menurut Istri Bupati Muna, Laode Muh. Rusman Emba, ST, jika saat ini masih menjadi pekerjaan rumah, sebab untuk menuju kesana ada yang perlu dibenahi dan disempurnakan mulai dari mutu dan kualitas kain serta durasi produksi awal kain Tenun Masalili agar bisa memenuhi selera pasar baik itu standar Nasional bahkan Internasional.

“Kedepan kita berharap suatu saat Tenun Masalili dapat menjadi salah satu produk unggulan yang dapat turut mempengaruhi dalam peningkatan perekonomian Daerah,” beber Yanti.

Ketua Dekranasda Muna, Yanti Setiawati saat perkenalkan tenun Muna disalah satu kesempatan. (Foto: Istimewa)
Lanjut Yanti, jika BI dan Pemda Muna telah meneken MOU tentang pengembangan Tenun Masalili. Sehingga BI banyak memberi perhatian terhadap industri Tenun Masalili antara lain memberi bantuan alat, pelatihan dan gencar mempromosikan dalam berbagai kesempatan yang bekerja sama dengan perancang Nasional.

Baca Juga  Pahami Masalah Yang Sering Dialami Pekerja Improvement Fokus Adakan Workshop

“Dari sisi kami tentu ini sangat positif dan sepenuhnya kami dukung karena sejalan dengan program Dekranasda Muna yang ingin mengangkat Tenun Masalili bisa sejajar dengan kain Nusantara lainnya di Indonesia yang lebih dulu terkenal,” tutupnya. (RA/*)