PETASULTRA.COM – TANGGERANG. Pengamalan Pancasila tidaklah hanya menjadi sekedar teori bagi para pengurus dan anggota Vihara Nimmala yang terletak di Kelurahan Pasar Baru, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang, hal ini dibuktikan dengan melakukan hidup rukun dan memiliki nilai toleransi yang patut dicontoh di berbagai kalangan.

Hal tersebut terungkap setelah kepala BPIP, Prof. Hariono mengunjungi vihara Nimmala Tangaerang, pada Selasa (12/03/2019), pada pukul 09 : 15 WIB.

[artikel number=5 tag=”agama”]

Saat dikunjungi Prof Hariono Ketua pengurus Vihara Anton Widjaya menjelaskan, “sesuai pertanggalan Tionghua kami beribadah sebulan 2 kali setiap tangal 1 dan 15 setiap bulannya secara hukum di indonesia setiap kelenteng diwajibkan punya pelajaran keagamaan itu agama Budha sekarang sudah punya untuk kebaktian agama Budha,” jelasnya.

Ditambah kan juga Petilasan embah R.d surya kentjana jelaskan, “Kami sangat bersyukur tidak ada resisten dari warga sekitar, karena di belakang Masjid disebelah Pure jadi setiap salah satu diantara kita ada acara saling membantu baik itu tempat parkir dan lain – lain,” menurut Anton Widjaya ketua yayasan Vihara Nimmala.

Baca Juga  Ini Penjelasan Prof Yudian Kepala BPIP Mengenai Kontraversi Agama Musuh Besar Pancasila
Prof Hariomo Bersama Ketua Vihara Anton Widjaya.

Sedangkan dalam paparannya Prof Hariono mengatakan, “Kami berterima kasih kepada pengurus, kedatangan kami dari bpip yg pertama adalah belajar dan menggali mutiara pancasila, salah satu mutiara pancasila adalah toleransi sehingga anak bangsa tidak harus saling curiga sehingga bisa bergotong royong membangun bangsa, ini kan membuktikan kebhinekaan kita bukan sebuah masalah karena tergambar dari bersebelahan dengan Masjid dan Pura tapi tidak pernah bermasalah, Pancasila itu tidak hanya ada di atas kertas atau kebijakan negara melainkan sudah tergambar di masyarakat kita.

Sedangkan Anggota Pengurus Vihara Yuli mengatakan “Kami mungkin tidak sepenuhnya memahami mempelajari Pancasila tapi kami rasa apa yang sudah kami jalankan sudah menggambarkan pancasila, karena dikami ini ada Gereja, Pure, Masjid, Vihara berdampingan tanpa ada konflik. Hubungan kami sangat erat karena saling bahu membahu membatu apabila ada suatu acara (ketua yayasan)
Secara tidak langsung kami sudah turut membangun dan menerapkan asas – asas pancasila, tutupnya. (Red/*)